Situs Trinil
Situs Museum Trinil dalam penelitian merupakan salah satu tempat hunian kehidupan purba pada zaman Pleistosen Tengah kurang lebih 1 juta tahun yang lalu. Situs ini sangat penting sebab di sini selain ditemukan data manusia purba juga tersimpan bukti konkrit tentang lingkungannya baik flora maupun faunanya.
Arkeolog 2017 Griyabaskara Illustration Pierre Hallam
Situs Sangiran merupakan suatu kubah raksasa yang berupa cekungan besar di pusat kubah akibat adanya erosi di bagian puncaknya.

Situs trinil. Pada tahun 1891 Eugene Dubois menemukan sisa manusia purba tepatnya di Desa Kedungbrubus Trinil. Masa lalu Sekarang dan Masa Depan Sebuah Situs Bersejarah. Trinil adalah situs paleoantropologi di Indonesia yang sedikit lebih kecil dari situs Sangiran.
Situs Trinil terletak di Provinsi Jawa Timur yaitu sebelah barat kota Ngawi sekitar 14 km. Situs ini juga menjadi tempat pertama ditemukannya fosil rahang bawah yakni jenis Pithecanthropus erectus salah satu spesies dalam takson Homo erectus oleh arkeolog Jerman Profesor Von Koenigswald. Alamat pastinya di Dukuh Pilang Desa Kawu Kecamatan Kedunggalar.
Situs Trinil menjadi terkenal ketika ditemukan atap tengkorak dan tulang paha Homo erectus pada tahun 1891 oleh Eugene Dubois. Setelah ekskavasi Dubois pada tahun 1907 sebuah ekspedisi besar-besaran dipimpin oleh E. Lebih ke hilir lagi Situs Ngandong menyimpan 11 individu manusia dan 2 tibia yang ditemukan pada tahun 1931.
Sejarah Singkat Mengenal Manusia Purba Sangiran dan Trinil. Situs ini sangat penting sebab di sini selain ditemukan data manusia purba juga tersimpan bukti konkrit tentang lingkungannya baik flora maupun faunanya. Semoga kemajuan yang diraih Sangiran dapat menjadi cambuk bagi kemajuan Situs Trinil ke depan.
Situs manusia Flores di Goa Liang Bua Gambaran seniman tentang homo floresiensis yang ditemukan di kawasan Liang Bua Flores. Situs Museum Trinil dalam penelitian merupakan salah satu tempat hunian kehidupan purba pada zaman Pleistosen Tengah kurang lebih 1 juta tahun yang lalu. Tempat ini terletak di Desa Kawu Kecamatan Kedunggalar Kabupaten Ngawi Jawa Timur kira-kira 13 km sebelum pusat kota Ngawi dari arah kota Solo.
Situs Museum Trinil dalam penelitian merupakan salah satu tempat hunian kehidupan purba pada zaman Pleistosen Tengah kurang lebih 1 juta tahun yang lalu. Seperti halnya situs Sangiran atau situs Sambung Macan Sragen juga di Bantaran Sungai Bengawan Solo. Menurut penelitian Situs Trinil merupakan salah satu tempat hunian manusia purba pada zaman Pleistosen Tengah sekitar 15 juta tahun yang lalu.
Situs Museum Trinil dalam penelitian merupakan salah satu tempat hunian kehidupan purba pada zaman Pleistosen Tengah kurang lebih 15 juta tahun yang lalu yang terdapat di kota Ngawi. Situs Trinil tidak seluas Sangiran. Tingginya diperkirakan 1 meter umur 30 tahun dan meninggal 18000 tahun lalu.
Inilah temuan missing-link yang mendunia. Letaknya sendiri di pinggiran kali Bengawan Solo dan layaknya situs-situs kepurbakalaan yang ada di tanah air memang cenderung di pinggiran sungai. Temuannya itu berupa fosil rahang kanan dengan gigi atap tengkorak dan beberapa potongan tulang paha kiri.
Sesampainya di dalam museum pengunjung dapat menggali informasi lebih jauh dengan melihat koleksi fosil. Banyak yang ditemukan dan semuanya diberikan kepada kami museum Trinil kata juru pelihara Museum Trinil. Selenka berlangsung di lokasi yang sama.
Situs Museum Trinil dalam penelitian merupakan salah satu tempat hunian kehidupan purba pada zaman Pleistosen Tengah kurang lebih 1 juta tahun yang lalu. Kubah raksasa itu diwarnai dengan perbukitan yang bergelombang. Situs ini sangat penting sebab di sini selain ditemukan data manusia purba juga tersimpan bukti konkrit tentang lingkungannya baik flora maupun faunanya.
Ada pertigaan belok ke arah Utara. Namun temuan fosil manusia purba Indonesia justru pertama kali ditemukan di situs ini. Trinil adalah sebuah situs paleoantropologi yang terletak didesa Kawu kecamatan Kedunggalar kabupaten Ngawi Jawa Timur Indonesia dan lebih kecil dari situs.
Lokasi situs Trinil berada di kaki Gunung Lawu dengan lapisan tanah terangkat dan tersingkap yang masuk pada lapisan pleistosen. Situs Sangiran yang sejak tahun 1996 diakui sebagai World Heritage karena mampu menyajikan kisah tentang evolusi manusia fauna lingkungan dan budaya. Situs Sangiran itu mempunyai luas delapan kilometer pada arah utara-selatan dan tujuh kilometer arah timur-barat.
Dusun Trinil menjadi terkenal dengan ditemukannya Pithecanthropus erectus sekarang Homo erectus oleh Dubois pada tahun 1891. Situs ini sangat penting sebab di sini selain ditemukan data manusia purba juga tersimpan bukti konkrit tentang lingkungannya baik flora maupun faunanya. Situs Trinil ini amat penting sebab di situs ini selain ditemukan data manusia purba juga menyimpan bukti konkrit tentang lingkungannya baik flora maupun faunanya.
Penemuan fosil manusia purba di Trinil awalnya ditemukan oleh Eugene Dubois yang sebelumnya juga telah menemukan Pithecantrous Erectus di desa. Sepanjang 3 km perjalanan baru sampai pada museum Trinil. Selain itu Situs Sangiran memiliki jejak tinggalan berumur 2 juta tahun hingga 200000 tahun yang masih dapat ditemukan hingga kini.
Pin On Antiquity Architecture Art Of The Evolution Of Consciousness Of Man
Karya Berikut Merupakan Ilustrasi Alat Purba Tulang Dan Kerang Yang Dulu Digunakan Oleh Manusia Purba Karya Tersebut Merupakan Bagian Dari Proje Illustration
East Asian Australasian Flyway Partnership
Taman Nasional Gunung Merapi 2018 Btngunungmerapi Griyabaskara Illustration
Couple Illustration Mada Daud Portrait Illustration Sketch Ilustrasi Sketsa Couple Fashion High Neck Dress Dresses
Meykke Santoso Menjenguk Kakek Dan Nenek Moyang Di Museum Situs Purbakala Sangiran Sragen Museum Nenek Kedokteran
Situs Pati Ayam Hewan Pedesaan Rusa
Perjalanan F W Junghuhn 2017 Buku Monolit Yogyakarta Bksdayogyakarta Griyabaskara Travel Oklahoma Thailand Travel New York Travel
Posting Komentar untuk "Situs Trinil"